titik balik

heningnya malam itu menyadarkan hati yang terjaga, kecewa bercampur emosi menghiasi sepertiga malam yang tak terduga, kenyataan yang ada lebih pahit dari apa yang dibayangkan, mungkin ini adalah pertanda atau cambuk yang memaksa untuk terus berjalan, mungkin ini adalah saat dimana hati ini tak sanggup lagi bertahan dalam menjaga hati yang sepertinya tak perlu lagi di jaga, atau mungkin ini adalah pertanda bahwa tuhan ingin hati ini lebih menyadari hikmah dari setiap apa yang terjadi. kaku, beku, terperanga dalam kebimbangan, malam itu menyita sadar yang membuat ranjang seakan tak nyaman, melayang dalam bayangan masalalu, tentang sesuatu yang dilalui bersama-sama, tentang kenangan yang terlanjur tercipta karena rasa yang terikat, namun semuanya seakan omong kosong ketika kenyataan itu menyapa batin sebelum malam benar-benar habis. suatu hal yang dikhawatirkan ketika hati ini masih mengikat hatinya, benar-benar terjadi, namun apalah daya, hati kami memang tak terikat lagi, dan mungkin ini adalah titik balik dari kesetian dan pembuktian semua kata-kata yang pernah terucap. kini lembayung senja ini tak lagi disinari oleh sosoknya, kini tak ada lagi yang tersimpan di dalam dada ini, sepi, gersang, kerontang karena penghianatan yang memang tak tampak seperti penghianatan, janji telah terucap takkan lagi ku sentuh hidupmu dan haruskah hati ini lantas pergi ? maaf ? untuk apa ? semuanya telah menjadi hal yang wajar dan hati ini tersadar, tak semestinya aku cemburu...

Leave a Reply