kabut
Sengajakah engkau
Sengajakah engkau
mewakili pikiranku
pekat
hitam berarak
menyelimuti matahari
aku dan semua yang ada di seklilingku
merangkak menggapai dalam kelam
mendung benarkah pertanda akan segera turun hujan
deras.. agar semua basah yang ada di muka bumi
Siramilah juga jiwa kami semua
Yang tengah dirundung kegalauan
Siramilah juga jiwa kami semua
Yang tengah dirundung kegalauan
roda jaman menggilas kita
terseret tertatih-tatih
sungguh hidup terus diburu berpacu dengan waktu
tak ada yang dapat menolong selain yang di sana
tak ada tempat yang membantu selain yang di sana
Dialah Tuhan
Dialah Tuhan
dan biarkanlah hujan itu turun
lalu membanjiri seluruh ruang dihidupku
menghanyutkan sedih resahku
memenuhi jiwa dan meneggelamkan takutku
meruntuh kan tembok keangkuhan
yang memasungku
saat kau peroleh rasa dalam makna cinta
membuat ku teringat
ada cerita tentang anak manusia
yang mencoba mengerti arti cinta
benarkah cinta diatas segalanya
hanyakah itu satu satunya
yang menjadi alasan untuk menutup mata
tak melihat dunia yang sesungguhnya
dan menjadi jawaban atas semua tanya
yang kita harap mampu mewujudkan sebuah akhir yang bahagia
buka mata hati dan telinga
sesungguhnya masih ada yang lebih penting
dari sekedar kata cinta
yang kau inginkan tak selalu nyata
yang kau butuhkan mungkin memang yang paling penting
cobalah untuk membuka hati mata dan telinga
adakah kau rasakan kadang pikiran dan perbuatan tak sejalan
seperti apa yang kau mau
buka mata hati dan telinga
hidup bukan sekedar mimpi indah dan harapan setinggi gunung
tapi juga sebuah kenyataan yang kita sendiri berusaha untuk itu
sejak kembali kau berfikir keadaanku
ah aku hampa !!
aku kosong tersudut dalam kamar sempit ini
tak percaya lagi akan guna matahari
yang dulu mampu terangi sudut gelap hati ini
tak kan kupecahkan gelas
tak kan ku ubah sepi ini menjadi ramai
tak mau aku hingar bingar
tak mau aku ada keberisikan seperti pasar
biarlah !!
biarlah aku busuk disini
biarlah aku terpenjara dalam derita disini
kan ku hadapi
kan ku taklukkan semua
karena apapun itu hanya ada di ujung jariku saja
aku rindu ibuku
aku rindu ayah ku
aku rindu belaian hangat yang ibuku berikan sebelum tidurku
aku rindu tempat tidurku yang sejuk
aku rindu selimutku yang menghangatkanku
aku rindu nenekku yang begitu baik
ah tempat ini benar benar menguji kekuatanku
kekuatan batinku
hey aku takkan sekalipun menyerah
aku akan menikmati semuanya
karena kurasa kini
kesendirian ini mulai membuatku tersenyum
lihat diriku
semakin jauh mengayuh
melewati serangkaian waktu
untuk kebahagiaan dihidupmu
aku akan pulang
aku akan kembali dalam hangatnya suasana keluarga
dalam riangnya canda pertemanan
dalam kasih dan kebinasaan angkara
aku berganti aku mengerti
karena pencerahan ku di kamar sempit gelap tak berudara ini